Secangkir Kopi, Sepotong Cerita: Saat Hati dan Rasa Bertemu
Kopi bukan sekadar minuman. Bagi sebagian orang, kopi adalah pelarian. Bagi yang lain, kopi adalah teman setia dalam senyap. Buatku, kopi adalah jeda. Jeda dari riuhnya dunia, dari tumpukan pekerjaan, dan dari pikiran yang tak pernah diam. Pertama kali aku jatuh cinta dengan kopi bukan karena rasanya. Justru karena aromanya. Ada sesuatu yang magis dari wangi biji kopi yang baru digiling. Seolah mengundang untuk berhenti sejenak dan menghirup hidup lebih dalam. Sore ini, hujan turun perlahan. Aku duduk di pojok kafe favoritku, ditemani segelas kopi susu hangat yang diberi nama “Manis yang Tak Tertukar”. Namanya saja sudah membuatku tersenyum geli, sebenernya nama ini hanya ilusi ku saja. Kebenarannya hanya secangkir cappuccino hangat yang dihias cantik. Tapi ketika tegukan pertama menyentuh lidahku, aku tahu, rasa ini akan tertinggal lama. Setiap orang punya cerita, dan setiap kopi punya filosofi. Filosofi kopi favoritku adalah kesederhanaan. Bahwa hidup tak harus serumit latte art yang...