Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

CINTA PERTAMAKU; PAPA

Semua orang pasti tak asing dengan kalimat, "Ayah adalah cinta pertama untuk putrinya." Aku percaya itu, karena darinya aku merasakan, ketulusan yang benar ia berikan. Aku merasa seperti seorang putri yang paling bahagia karena memiliki ia dikehidupan. Waktu berjalan, semakin banyak juga kenangan yang tersimpan. Malam itu bagaikan mimpi buruk yang aku rasakan. Di mana; aku kehilangan. Iya benar, aku kehilangan cinta pertamaku. Tawa dan bahagia berakhir duka. Raga tanpa jiwa ini mengantarkan ke tempat terakhirmu. Iya benar, ia sudah kembali pada pangkuan Tuhan. Menyisakan kenangan yang begitu melekat dalam ingatan. Menyisakan senyuman nyata; namun sadar itu hanya khayalan semata. Menyisakan kenangan manis yang tidak akan pernah hilang. Menyisakan senyuman, hanya untuk memberikan ketenangan. Papah ... Aku rindu pelukan hangatmu. Aku ingin bersandar di pundakmu, lagi. Aku rindu suara halusmu. Aku ingin menangis dalam dekapmu, lagi. Papah ... Kau lelaki pertama yang hadir dikehid...

self reminder

Tak adil rasanya jika kita menilai seseorang hanya dari cerita orang lain. Atau sekedar menduga-duga hanya dari prasangka saja. Kenali ia dari dirinya, bukan dari orang lain. Kenali ia dari kehidupannya, bukan kehidupanmu. Karena cermin tidak bisa di pakai untuk bercermin wajah orang lain selain diri kita sendiri. Maka nilailah diri kita sendiri sebelum menilai orang lain. Apalagi media sosial bukan dijadikan tolak ukur menilai orang itu buruk atau tidak. Kita hanya melihat dari apa yang terlihat namun tak mampu melihat isi hatinya. Jangan selalu berprasangka buruk tentang dia dan mereka yang hakikatnya kita tidak tahu persis kehidupannya yg sebenarnya. Kita diciptakan bukan untuk menilai seseorang itu buruk atau tidak, jangan terlalu menyibukkan diri dengan menilai manusia padahal Allah tidak tampakkan, itu urusan hati hanya Allah yang tau. Kita diciptakan untuk bermuhasabah, membersihkan noda dosa dan menyibukkan diri dengan ibadah.  Kelak di akhirat manusia tidak lagi dapat meni...