sudah sampai mana hijrah ku?

Gelap, memang sulit bila seseorang yang berada dalam kegelapan untuk melangkah. Pikiran akan merasa dikuasai sesuatu, dan langkah kaki terhenti karna takut tersungkur.

Aku pernah berada di dalam kegelapan, tanpa cahaya tanpa petunjuk..
Mataku terbutakan..
Kehidupan terasa hampa karna kegelapan. Hati ku kosong, bimbang dan takut untuk bergerak.. Dan akhirnya aku hanya diam ditempat..

Niat, mungkin karna tak ada niatku untuk merubah semua..

Dan pada saatnya kumulai meniatkan diri untuk melangkah, meski aku tau ini beresiko. Tapi aku yakin, langkah ku akan menemukan cahaya terang sebagai penyelamat kehidupan ku. Aku melangkah untuk meninggalkan yang bagiku 'zona nyaman' yang terasa gelap.

Aku melangkah dan akhirnya aku menemukan celah cahaya indah dikejauhan.. Sinarnya sangat lah terang, tapi tak mencolok mata. Justru membuat hatiku sangatlah tenang, belum pernah aku merasa seperti itu sebelumnya..

Semakin ku melangkah mengikuti arah cahaya, semakin terang dan semakin besar cahayanya. Tak sadar, mata ku mengeluarkan air mata. Aku bahagia, akhirnya aku bisa melihat cahaya indah.

Bak layak aku berada di syurga, banyak kupu² indah terbang dan mendekati ku.. Mereka indah, menawan dan juga ramah. Aku terbuai seolah otakku melupakan kegelapan itu, kegelapan yang membuat ku slalu takut untuk melangkah. Aku senang berada diantara mereka dan tak berniat kembali pada kegelapan.

Tapi pada suatu ketika, semakin banyak kupu² yang sangaaat indah mendekati ku. Mereka tak merasa takut untuk mendekati ku, dan aku merasa aku sudah sama seperti mereka..

Akan tetapi, aku tersadar.. Aku sadar dari mana asal ku, kegelapan itu kembali terngiang dalam otakku. Aku malu, aku takut dan aku ragu pada diriku. Aku membandingkan diri ku dengan kupu² indah itu.. Aku jauhhh, aku merasa sangat buruk dan tidak pantas disekitae kupu² indah itu. Aku kembali meneteskan airmata, teringat akan kegelapan.

Aku tidak ingin kembali dalam kegelapan itu, tapi aku juga merasa tidak layak berada dalam cahaya indah ini. Aku malu dan merasa aku sangat kotor untuk kupu2 indah itu..

Akan tetapi, mereka semakin mendekati ku.. Mereka memeluk ku, merangkul dan menjadikan ku kupu² indah seperti mereka. Mereka mengajarkan ku, bagaimana aku harus bisa istiqomah dalam cahaya indah ini.

Dan aku memegang erat kata-kata bijak dari para ulama agar aku semakin bersyukur.

Ibnu Abid Dunya menyebutkan hadits dari ‘Abdullah bin Shalih, ia berkata bahwa telah menceritakan padanya Abu Zuhair Yahya bin ‘Athorid Al Qurosyiy, dari bapaknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَرْزُقُ اللهُ عَبْدًا الشُّكْرَ فَيَحْرُمُهُ الزِّيَادَة

“Allah tidak mengaruniakan syukur pada hamba dan sulit sekali ia mendapatkan tambahan nikmat setelah itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.” (QS. Ibrahim: 7)  (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 124)

Al Hasan Al Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka nikmat tersebut berbalik jadi siksa.”

Ibnul Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang.” (‘Iddah Ash-Shabirin, hlm. 148)

Maka dari itu, walau aku pesimis atas hijrah ku. Tapi aku akan slalu bersyukur pada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa.. Karna rahmat dan hidayahNya, aku bisa seperti sekarang dan dikelilingi orang² shalih. Walau aku harus tetap berjuang untuk istiqomah hingga akhir ajalku.. Smoga Allah slalu membersamai kita selalu, aamiin Allahumma aamiin

- Friday, Aug 28
  11.18 pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Dekade Bersama Abu

Angka pernikahan di Indonesia menurun drastis !!

Finding My Safe Place in a Noisy World