Penyesalan
Benar kata orang, melukai itu sederhana.
Ambil belati,
singgah pada relung hati.
Berikan kesenangan yang hanya sekedar fana, hingga tinggalkan residu renjana di hati.
Kemudian, pergi tanpa kembali.
Seseorang amat mahir untuk mematahkan, gemar membuat kecewa, dan senang bermain dengan waktu untuk menusuk hati yang kerap kali membelenggu perasaan.
Begitupun dengan aku, yang amat mahir untuk melukai tanpa rumit, menusuk rindu dengan duri tanpa renjana, menghipnotis hati yang terpaku dengan sabda yang menghembus asa penuh tipu.maafkanlah!
Dan keheningan yang tak memberi sepercik cahaya ini, aku berusaha untuk menetralkan rasa agar terbiasa tanpa dirimu.
Walaupun rindu sedang sibuk dalam jeruji penuh memori, dan sepi yang kerap kali berdetak menegur sapa dengan duka.
Seharusnya aku tak pernah bermimpi berjalan jauh yang penuh arti dengan mu, sementara kita tak pernah memulai untuk menjadi bersama. Hingga akhirnya hanya ironi yang menyelimuti diri.
Dan ini kesalahanku, biarkan diriku terkikis sendiri. Biarkan diriku tergeletak bersama hampa yang tebuka. Biarkan diriku yang memupuk rasa jua derita.
Komentar
Posting Komentar