Realita Masalah Romansa yang Sering Terjadi
Sebelum kamu pergi malam mingguan, coba kamu baca tulisan ku ini dulu sebentar...
Setelah kamu baca, bisa banget jadi bahan diskusi sama pasangan kamu. Buat yang masih jomblo? It's oke juga, kok. Karena menurutku, tulisan ini penting untuk kamu tau, sebelum kamu membangun sebuah hubungan.
Well, ada gak sih yang pernah ngerasain punya pacar tapi gak bahagia? Punya pasangan tapi banyak galaunya. Mending jomblo aja terbebas dari galau. Loh? Bukannya ketika kita punya pasangan itu bisa bikin kita lebih happy ya? Sayangnya belum tentu.
”Cinta dapat mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan”- Izard
Menjalin hubungan romantis itu kayak kamu naik roller coaster *curhat*. Karena kadang kita tuh ngerasa happy yang happy banget, eh tiba-tiba galau ya galau banget juga.
Contohnya, pagi-pagi seneng banget karena pacar kamu ngirim makanan kesukaan, eh malamnya udah dibuat galau karena chat gak bales berjam-jam. Sedih lagi, galau lagi, overthinking lagi. Akhirnya berantem. ‘Kamu kok gak bales chat aku sih?’ ‘kamu pergi kemana? Sama siapa?’. Huft. Wkwkwk
Buat yang lagi PDKT seminggu chatan aman, dua minggu makin manis, tiga minggu makin mesra, empat minggu chatan eh besoknya gebetan ghosting. WA tiba-tiba diblokir tanpa sebab, DM Instagram gak dibales-bales. Akhirnya muncul perasaan negatif, ‘Semua cowok sama aja!’. Nyesel karena udah bawa perasaan, tapi ujung-ujungnya ditinggalin. Ke depannya malah takut lagi buat PDKT.
Terus ada gak sih waktu PDKT manis dan happy banget, eh pas udah jadian malah tiap hari berantem? Sesekali berantem sih wajar ya, tapi kalau tiap hari berantem? Ada aja masalahnya. Masalah sepele aja bisa jadi ribet dan gak tau solusinya gimana. Gak bisa menyelesaikan konflik malah jadi toxic. Akhirnya sama-sama capek terus putus. Galau lagi. Ujung-ujungnya susah move on, jadi masalah lagi.
Complicated benget, ya? Tapi, coba deh kamu analisis dikit, kalau menurut aku yahh, masalah di atas sebenernya punya akar, yaitu di masalah komunikasi aja. Mungkin aja sebuah masalah bisa gak jadi ribet kalau kita bisa mengkomunikasikannya secara jelas.
Gebetan nge-ghosting misalnya, masalah komunikasi apa sih yang terjadi dalam kasus ini? Coba deh, sebelum menyalahkan gebetan kamuu nih, refleksi ke diri sendiri dulu. Apakah selama ini kamu udah mengkomunikasikan perasaan kamu ke dia? Atau selama ini kamu cuma kode-kodean doang?wkwk
Buat kamu yang cuma kode-kodean terus di ghosting, mungkin kode kamu gak nyampe. Si gebetan ngira kamu gak punya perasaan apa-apa, makanya dia ghosting gitu aja. Atau mungkin memang orang yang kamu anggap gebetan ini, gak punya maksud dan tujuan buat deketin kamu. Yah, sekadar cari temen aja, gitu. Sedih ya, tapi kadang itu yang terjadi :’) so tears..
Nah buat kamu yang suka ghosting, daripada kamu menyakiti perasaan orang lain. Mending kamu ngomong aja apa yang kamu rasakan. Karena pasti ada alasan dibalik ghosting itu. Entah itu ilfeel, bosen, atau emang gak cocok. Kamu sampaikan aja dengan baik. Biar dia juga ngerasa jelas dan lebih bisa menerima. Jadi, coba komunikasikan dengan baik!
Mungkin sebagian besar orang gengsi buat mengkomunikasikan perasaannya ke orang lain. Karena gengsi itu, akhirnya cuma sebatas kode-kodean doang. Mending kalau kodenya bisa diartikan dengan baik, kalau gak? Kemungkinan besar ya, berantem aja kan.
Mungkin buat orang yang udah pacaran bahkan udah menikah sekalipun, masih sering miskomunikasi. Nah, buat kamu yang suka ngediemin pasangan kamu tiba-tiba karena dia ngelakuin hal yang gak kamu suka, dan kamu berharap dia tau apa yang kamu rasakan. Ingat kalo mereka bukan cenayang yang bisa baca isi hati dan pikiran kamuuuu.. LOL 😆
Nah, menurut Andrew G. Marshall, seorang terapis pernikahan, "kegagalan dalam suatu hubungan itu gak melulu disebabkan karena suatu masalah, tapi karena gak bisa berkomunikasi dengan baik aja."
Dan sebenernya skill komunikasi itu bisa dipelajari kok, tapi memang kita gak pernah diajarin secara detail gimana cara berkomunikasi yang baik itu. Padahal itu salah satu skill yang penting dalam kehidupan, kan?
Komunikasi itu juga bukan cuma untuk hubungan romantis aja, bisa diaplikasikan di pekerjaan, hubungan pertemanan, atau hubungan keluarga juga. Ya intinya kamu harus punya skill komunikasi yang baik dulu sebelum kamu mau punya hubungan sama orang lain.
Sebelum mulainya suatu hubungan serta melatih bagaimana cara berkomunikasi, penting juga bagi kita untuk mengetahui diri kita sendiri. Kita harus bisa juga berkomunikasi baik dengan diri kita. Kita harus aware dulu sama diri kita.
knowledge adalah salah satu hal penting untuk kita mengenali diri dan menentukan tujuan hidup dalam jangka panjang. Baru deh setelahnya kita bisa bergerak ke berkomunikasi serta berhubungan dengan orang lain dengan baik.
Apa selama sihh kamu udah paham diri kamu sendiri? Apa sih yang kamu harapkan dari hubungan yang mau kamu jalanin? Coba kamu gali diri kamu sendiri, kamu harus tau batasan apa ketika kamu menjalani hubungan, aware juga sama nilai dan prinsip yang kamu punya. Simply kamu tau love languages kamu itu apa..
Sebelum kamu memutuskan untuk mulai menjalin hubungan, ada baiknya kamu kenal diri kamu sendiri dulu atau punya self-awareness. Self-awareness ini penting saat kita mau memulai hubungan sama orang, kita bisa disclosure dengan baik. Kamu bisa nunjukin dengan terbuka "kayak ini loh gue, ini loh prinsip yang gue punya" gitu. Begitupun sebaliknya kaku harus tau gimana pasangan kamu. Jadi, saat kamu PDKT, kamu sama si dia bisa lebih mudah untuk saling mengenal satu sama lain.
Setelah mengerti diri kamubsendiri, kamu harus bisa mengkomunikasikan itu semua ke gebetan atau pasangan kamu. Itu adalah hak mu untuk mengkomunikasi apa yang kamu rasakan, apa yang kamu harapkan. Komunikasikanlah secara asertif, jadi dia bisa lebih mengenal dan menerima kamu dengan baik juga.
Komunikasi pikiran dan perasaan ini gak cuma untuk orang yang lagi PDKT aja, saat kamu pacaran atau sudah menikah nanti komunikasi ini adalah satu hal yang penting. Karena kamu dan dia akan selalu berproses pasti akan terjadi perubahan sikap, pikiran atau apapun itu. Ini yang harus kamu komunikasikan. Dan menurut aku, kalau gebetan atau pasangan kita orang yang baik pasti bisa kok diajak ngobrol pelan-pelan, mereka juga pasti akan berusaha mengerti kita lebih mudah.
Misalnya kalau kamu udah pacaran, pasangan kamu pengen melakukan hubungan seksual pranikah. Sedangkan kamu punya prinsip gak mau melakukan hubungan seksual sebelum kamu menikah.
Menurut aku, sebelum kamu mengiyakan keinginan pasangan kamu ini, komunikasikan dulu apa prinsip yang kamu punya. Kasih tau kalau kamu itu punya prinsip gini, kamu gak mau melakukan itu karena ini. Terus cari solusinya bareng-bareng. Menyayangi seseorang bukan berarti kita harus selalu mengiyakan apa keinginannya loh yaa... INGET!!! CATET!!
Jadi, kurang tepat kalau kamu langsung mengiyakan tanpa pikirin konsekuensinya itu apa, tanpa mikirin dampak apa yang terjadi dalam diri kamu. Mungkin suatu saat akan bikin kamu nyesel? Nah, mungkin akan jadi topik untuk tulisan aku selanjutnya, biar Perseners juga bisa terbuka soal topik yang tabu ini..
Dari tadi aku tuh ngomong kemampuan berkomunikasi yang baik sangat penting dalam membangun sebuah hubungan, tapi kita sendiri mungkin gak pernah diajarin gimana caranya komunikasi yang baik itu sendiri.
Tbh.. Sampai saat ini, aku sih belum pernah denger cara berkomunikasi itu diajarkan di sekolah. Aku sendiri belajar komunikasi yang baik itu saat kuliah bener pas berjalannya kuliah apalagi pas semester akhir akhir gini wkwkwk. Dan kayaknya gak pernah diajarin sedetail itu ya.
Nah, mungkin itu sebabnya banyak masalah yang terjadi dalam hubungan romansa, yang sebenernya masalah sepele. Ujung-ujungnya bikin galau. Kecewa karena pasangan kamu gak sesuai ekspektasi kamu.
Padahal kamu sendiri bisa aja belum ngasih tau apa ekspektasi kamu ke pasangan. Kadang yang bikin kita kecewa itu ekspektasi kita sendiri. Kita terlalu berharap dia bisa A, B, C tanpa kita komunikasikan A, B, Cnya itu apa. Akhirnya bikin kecewa sendiri.
Yuk, coba mulai pelajari gimana sih cara untuk berkomunikasi dengan baik itu!
Saat kamu menjalin hubungan dengan siapapun, coba deh untuk berkomunikasi dengan asertif. Menjadi asertif di sini, ketika kita menggunakan hak yang kita miliki untuk mengekspresikan perasaan yang sedang kita rasakan, ngasih tau apa kebutuhan kita, dan meminta sesuatu yang kita inginkan.
Wajib kamu ingat juga ketika kamu berkomunikasi asertif, lawan bicara kamu pasangan, gebetan atau teman kamu punya hak juga untuk bilang "gak". Hak dia untuk gak setuju sama pemikiran kamu. Karena kamu dan dia punya hak yang sama untuk didengarkan, kamu dan dia ada di derajat yang sama.
Caranya gimana kamu bisa pake teknik namanya 'I statement'. Saat kamu merasakan perasaan gak nyaman kamu bisa bilang:
‘Aku ngerasa kesel, waktu tau kamu chattingan sama si A, aku berharap kamu bisa jaga jarak sama si A’
Kalau kamu bisa berkomunikasi kayak gini, pasangan kamu juga akan merasa lebih dihargai. Instead of kamu marah-marah gak jelas, maksud kamu juga gak akan nyampe. Masalah makin ribet yang ada..
Begitupun sebaliknya, ketika pasangan kamu lagi coba menyampaikan perasaannya, coba tenang dulu. Dengerin apa maksudnya, kasih respon yang membangun. Respon dengan positif ‘iya aku ngerti maksud kamu, tapi kamu juga harus tau aku ini gak ada apa-apa sama si A. Dan aku harap kamu bisa percaya sama aku ya’.
Kamu juga berhak untuk gak setuju sama pasangan kamu, dan kamu bisa komunikasikan dengan baik. Perbedaan pendapat dalam hubungan itu sangat wajar, yang jadi masalah adalah ketika kita kurang bisa menyampaikannya dengan baik dan benar.
Andrew G. Marshall dalam bukunya yang berjudul I love You But You Always Put Me Last, ngasih tau tips gimana cara kita menghadapi perbedaan pendapat lebih positif. Kamu bisa compromise, cari win-win solution-nya gimana.
Bisa juga dengan cara negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama, misalnya kamu mau nonton film horror dan makan di Bakmi GM tapi dia pengen nonton action dan makan di McD. Bisa negosiasi dulu ‘gimana kalau nonton film action tapi makannya di Bakmi GM’. Jadi dua-duanya dapet apa yang diinginkan.
Tips selanjutnya bisa agree to differ, maksudnya apa? Ketika kamu pengen A dia pengen B, dan gak menemukan jalan tengahnya, ya udah gak usah melakukan A dan B. Jadi sama-sama gak dapet apa yang diinginkan.
Tips terakhir, back down, ketika kamu pengen pergi ke mall tapi dia pengen pergi ke perpustakaan. Nah coba pilih mana yang lebih penting. Apa alasan kamu pengen pergi ke mall, apa alasan dia pergi ke perpustakaan. Pilih mana yang lebih penting, misalnya alasan dia pengen ke perpus karena harus nyari buku untuk tugas kuliah. Ya coba lah kamu ngalah dulu sekali, instead of kamu mempertahankan keinginan kamu yang sebenernya gak ada alasan yang penting juga.
Panjang ya wkwkwk. Tapi memang itulah harga yang perlu kita bayar buat berada di dalam hubungan, dari pertemanan, keluarga, hingga sama pasangan.
Pada akhirnya, semua hal ini balik lagi ke pribadi masing-masing. Cuma kamu dan dia yang tau gimana cara yang terbaik dalam berkomunikasi. Kuncinya ada di pilihan kamu dan dia juga, mau diselesaikan atau mau diabaikan gitu aja. Yang jelas mengabaikan masalah bukan solusi efektif ya... Cheers 🍻
Komentar
Posting Komentar