Sulung

Tentang anak pertama yang "katanya" harus mempunyai mental sekuat baja. Yang air matanya tidak boleh turun di hadapan banyak orang.
Harus menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya, dan juga harapan pertama keluarga.

Tapi....
Anak pertama juga, manusia, 'kan?
Boleh ngeluh dan boleh nangis.
Aku tahu, Allah takdirin aku jadi anak pertama itu karena aku mampu menjalani peran ini.
Tapi, kenapa ya? nggak ada satu orang pun yang bisa ngertiin aku.

Aku sadar aku masih jadi beban dan belum bisa menjadi apa yang orang tua mau, terlebih aku masih numpang hidup di sini, makannya gak berani banyak minta.

Aku udah banyak ngalah sama adik-adikku, karena aku sadar aku adalah seorang kaka, tapiii aku juga mau punya kakak.

Lucu, ya? Aku berharap sesuatu yang nggak mungkin Allah kabulin.

Orang tuaku selalu bilang, "Kasian adek, pasti cape habis sekolah."

Lah terus aku ngga cape gitu? Pagi sampe siang kerja, sore nya harus beres-beres rumah, karena mau seberantakan dan sekotor apapun, kalau bukan aku, ngga akan ada yang beresin.

Kadangg pengenn banget cerita, tapii setelah di pikir-pikir lagi, kayaknya lebih baik di pendem sendiri aja. Terkadang memang ada hal yang sebaiknya orang lain nggak perlu tahu, karena mereka nggak akan paham sebab mereka tidak mengalami hal serupa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Dekade Bersama Abu

Angka pernikahan di Indonesia menurun drastis !!

Finding My Safe Place in a Noisy World