Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Angka pernikahan di Indonesia menurun drastis !!

Pernah denger ga kalau Indonesia itu menjadi salah satu negara Fatherless ke 3 di dunia ??? Hal ini aku kutip saat aku menyelesaikan skripsi ku yang berjudul "Father involvement and self-control on Adolescent smoking behavior" figur seorang ayah jarang hadir, sedangkan menjadi ibu dituntut untuk menjadi sempurna.. Pernikahan di Indonesia berarti juga menikahi keluarga nya.. dan yang menjadi masalah adalah ketika laki - laki tidak paham akan tanggung jawab ketika menjadi kepala keluarga, tetapi tetap memutuskan untuk menikah.. Belum lagi kasus KDRT, berjudi, mabuk - mabukan, perselingkuhan, pinjol yang membuat perempuan dewasa saat ini berpikir "pernikahan adalah sebuah momok/sumber penderitaan" Ketika perempuan dan laki - laki semakin aware dalam memilih pasangan, jika keduanya memiliki standar yang tinggi maka secara alami baik laki-laki maupun perempuan akan mengupgrade dirinya supaya bisa setara.. Setara ini efeknya akan melahirkan anak yang cerdas dengan moral...

Kesepian

Kesepian terkadang bukan kemauan, namun bisa saja kemauan. Mendapatkan ketenangan, adalah impian semua orang. Tetapi bagaimana jika kesepian itu merupakan ketidaksengajaan dari pengaruh toxicnya dunia luar? ya bisa saja. Kamu menghindari ranah toxic dilingkunganmu namun kamu jadi kesepian. Apa itu wajar? Jika kau hanya mengistirahatkan dirimu sejenak dan berhenti mengikuti aktivitas sosial dan memilih menepi, itu tidak masalah. Namun bagaimana jika kamu disudutkan dari lingkaran pertemanan dan menjadi kesepian seorang diri tanpa teman? Lingkungan pertemanan seperti itulah yang harus kamu hindari. Berteman boleh saja, asalkan lingkaran itu tetap sehat dan tidak konyol seperti memojokkan salah satu anggotanya. Apakah pantas disebut pertemanan tapi bercanda kelewatan? menghindari yang satu dan menemani yang lain? Terkadang sendiri dan memilih fleksibel tidak seburuk itu. Lantas, bagaimana dengan tugas kelompok? Tolong baca ini. Tugas kelompok tidak harus dikerjakan dengan teman lingkaranm...

Dewasa itu...

Dari dulu, aku berpikir aku bosan menjadi anak kecil. Aku ingin tumbuh dewasa seperti orang-orang yang bebas pergi kemana saja tanpa harus meminta izin orangtuaku. Hari berganti hari, tahun berganti tahun. Hari ini, aku sudah mulai berada difase remaja, menuju masa dewasa dan mulai melihat dan merasakan bagaimana arti dari kedewasaan yang dari dulu aku impikan. Makin kesini, aku makin merasakan betapa sakitnya menjadi dewasa. Hal-hal yang terasa aneh, semua terjadi begitu saja. Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, dikecewakan berkali-kali, diberi harapan palsu, semua yang terjadi tidak sesuai espektasi, dan lain sebagainya. Aku pikir, dulu saat aku masih anak-anak, menjadi dewasa itu menyenangkan. Membeli apapun yang kumau dengan hasil kerjaku, pergi kemanapun yang aku suka, berfoto ria dibawah cakrawala senja dipinggir pantai, bepergian bersama teman dan sahabat, tertawa di pesta ulang tahun ku yang mewah. Namun, sepertinya aku harus meninjau kembali pemikiranku itu. Menjadi...